Jumat, 07 Desember 2012

cerpen oke bgt :: pasangan kalung ditepi danau


Pasangan Kalung di Tepi Danau

By: Rohmah Cipzz


        Minggu siang di antara bulan Nopember, hujan deras mengguyur. Kadang terdengar suara gemuruh dari kejauhan. Cewek berkaos lengan panjang memandangi hujan dari balik jendela kamarnya. Ia suka sekali memperhatikan hujan. Daripada cuaca
yang panas , ia lebih menyukai suasana yang adem dan sejuk.
        “yefaniiii... makan siang udah siaaapp” seru suara ibu2 yang udah bisa ditebaknya. Fani segera keluar kamar karena tak ingin mendengar teriakan mama nya untuk yang kedua kali.
        “aduuuh mama, gak perlu teriak2 kan? Aku kan jadi agak kaget. Kalo jantungan gimana?” protes fani.
        “yeeee, emang nya kalo mama gak teriak kamu bisa denger dan langsung keluar kamar?” jawab sang mama tak mau kalah.
        “ya kan bisa langsung masuk kamar nya fani”
        “mama kan sibuk nyiapin ini, udah deh, yang penting kan makan siang nya siap. Ayo cepat makan. Mumpung masih hangat”
        “iya deh, tapi papa mana ma?”
        “dia tadi katanya kerumah mas dimas , mo ngomongin bisnis mungkin”
        “hari minggu masih sempet2 nya mikirin bisnis. Haduuuuh”
        “papa mu ya begitu. Kelewat rajin. Kamu besok kalo udah serius kerja mungkin juga begitu”
        “tapi mama gak tuh, aku mo kayak mama aja”
        “kerjanya mama kan santai, kalo papa kamu kan guru, dan juga ada bisnis-bisnis lain. orang sibuk dia. jadi ya begitu. Ya sudah kamu sms papa coba, suruh cepetan pulang. makan siang bareng”
        Belum lagi fani meng-sms papa nya. Papa udah ada didepan pintu.
        “assalamualaikum”
        “waalaikumsalam, wah panjang umur. Ayo pa, makan. Mumpung masih anget nih” seru fani semangat.
        Fani anak semata wayang dari pasangan Anggun Noviani dan Fandy Wirayuda. Ia seriiiiiingg banget kesepian sejak dulu. Makanya ia memutuskan untuk menyibukkan diri dengan bantu-bantu di Toko Aksesoris ibunya. Letaknya gak jauh-jauh amat dari rumah mereka. Yaitu di daerah pasar umum kota itu. jarak rumah dan pasar mungkin hanya 5 menit kalo naik sepeda.
        Fani kuliah di suatu universitas swasta. mengambil jurusan Ekonomi Manajemen. Ia bercita-cita menjadi pengusaha dan dia sendiri yang menjadi manajer atas usaha nya sendiri. ia belajar giat demi mewujudkan cita-cita nya itu.
        Habis Ashar hujan reda. Setelah selesai sholah ashar, fani mengambil sepedanya karena ia berencana mau keluar.
        “ma, aku jalan2 dulu ya.” Pamit fani
        “jalan2 kemana? Sendirian?”
        “iya sendiri. Cuma ke danau kog. Ama keliling-keliling daerah sini. Gak jauh2 kog”
        “ya udah, sebelum maghrib pulang ya”
        “iya”
        Yefani mengayuh sepedanya dengan semangat. ia suka sekali menikmati suasana sehabis hujan. Sejuk, dan jalanan masih basah oleh air hujan. Masih ada sedikit titik sisa hujan tadi. sayang gak ada pelangi. Sinar matahari belum tampak secuil pun. Langit masih betah mendung. Fani tetap ceria. dia memang gadis yang periang dan semangat!
        Hanya butuh waktu lima belas menit ia sampe di danau. Danau itu gak terlalu besar. Tapi airnya bening dan banyak terdapat pohon-pohon cemara. Yefani sangat menyukai suasana di danau itu. dia meletakkan sepedanya di tepi danau. Di dekat kursi yang terbuat dari kayu. Ia melihat sekeliling. Sepi! Karena habis hujan jadi mungkin orang lebih memilih di dalam rumah.
        Ia mendekat ke arah danau. Tepat ditepinya terdapat batu yang cukup besar dan bisa diduduki. Ia duduk disitu. Teringat kalungnya. Ia memegang nya. Kalung warna perak dengan bandul hello kitty dengan pita pink. Ia kembali teringat dengan pasangan kalung itu. kalung yang sama dengan bandul hello kitty berjas biru. Pemilik pasangan kalung itu udah lama gak ada kabarnya. Teman masa kecil fani yang selalu mengajaknya kesini, di danau impian ini. teman yang selalu meledek dan jail. Tapi ia baik dan suka membelikan jajan fani. Namanya alfin.
        Waktu memasuki masa SMP, entah apa yang terjadi pada keluarganya. Tiba-tiba mereka pindah. Gak tau pindah kemana. Pemilik kontrakan yang awalnya ditempati keluarga alfin juga gak tau mereka pergi kemana. Pamitnya hanya pindah keluar kota. Fani sedih. Ia kehilangan teman terbaik nya waktu itu. sampe sekarang ia udah kuliah pun tak pernah lagi tau kabar alfin. Tapi ia masih jelas mengingat setiap kenangan bersama teman nya itu.
        Setiap sehabis hujan, fani pasti datang ke danau. Ia selalu berharap bisa melihat pelangi sehabis hujan. Ia dan alfin dulu suka sekali melihat pelangi bersama-sama sambil membawa teh anget dari rumah. Hehe! Kalo inget kenangan itu, fani jadi ingin ketawa sendiri, tapi disisi lain dia kangen dan sedih. Pernah ia kepikiran bahwa mungkin si alfin udah lupa sama dia.
        Ia terus berharap semoga suatu saat alfin datang ke danau ini. untuk melihat pelangi juga. Entah kapan itu akan tercapai. Fani ingin menunggu.
        Ia menggenggam erat kalung nya. Kalung yang selalu ia kenakan. Dalam hati berharap pasangan kalung ini akan muncul.


pasangankalungditepidanau

        “ma, aku berangkat kuliah dulu ya”
        “iya, hati2 ya.”
        Fani mengayuh sepeda menuju kampus. semangat pagi ia rasakan dihatinya. Senyum selalu terlukis di wajah imutnya. Hari ini ada dua mata kuliah. sepulang kuliah , ia segera pulang kerumah , kemudian keluar lagi menuju toko aksesoris ibu nya. Hari-hari yang baginya sangat menyenangkan.
        Sewaktu sedang asik merapikan dan membersihkan aksesoris2 biar selalu bersih dari debu, ada calon pembeli datang. Ia seorang cowok dengan postur langsing dan lumayan tinggi. Ia mengenakan kaos oblong yang kemudian di balut dengan jaket warna biru. Dari wajah, bisa di bilang dia tipe cowok yang cute. ^^
        “selamat datang. Mau cari apa mas??” sapa yefani dengan semangat menyambut pelanggan.
        “em,, belum tau. Mau liat2 dulu” jawab cowok itu tanpa ekspresi.
        “silahkan..” fani mempersilahkan cowok itu.
        Setelah cowok itu menemukan yang dia inginkan. Ia segera menuju meja kasir. Dan setelah selesai ia keluar.
Ketika sudah senja. Toko di tutup. Fani dan mamanya pulang.

Pasangankalungditepidanau

        Minggu berikutnya...
        “selamat datang..” “eh tunggu dulu, mas yang minggu kemarin juga datang kesini kan?” tanya fani.
        “iya. Emangnya napa?” jawab cowok itu biasa aja.
        “ea gak papa. Kalo boleh tau, mas nya mau beliin aksesoris buat siapa?”
        “buat mama sama adikku” “aku bisa memilih-milih sekarang?”
        “oh iya . silakan..”
        Seperti biasa. Cowok itu gak butuh waktu lama untuk memilih. Setelah dari meja kasir, ia segera keluar. Fani jadi penasaran ama tuh cowok. Kog rasa2 nya wajahnya gak asing gitu. Tapi juga gak inget kenal ato gak.

::::::::::::::::::::::::::

        Cowok itu seminggu sekali datang ke toko aksesoris ibu nya fani. Itu yang bikin fani penasaran. Kalo beliin wat mama dan adiknya, kog sering amat? Eh tapi itu kan bukan urusannya fani. Yang penting ia dapat pelanggan kan?
        Karena seringnya cowok itu datang. Akhinya fani jadi tau nama cowok itu. putra namanya. Ia kesini katanya lagi mengunjungi rumah neneknya.
        “kalung kamu bagus, beli dimana?” tanya putra saat ia lagi datang ke toko aksesoris.
        “oh, ini dikasih temen masa kecilku dulu”
        “dia cowok apa cewek?”
        “cowok”
        “trus sekarang dia jadi pacarmu?”
        “hehe.. aku hilang komunikasi ma dia waktu mo masuk SMP”
        “oh..”

        Cowok itu cukup lama di kota ini. pikir fani. Kalo Cuma mengunjungi neneknya kog lama amat? Emang dia gak ada tanggungan kuliah?. mana fani lupa tanya lagi dia kuliah ato gak. Suatu saat.. ketika akhir Desember, minggu siang hujan deras mengguyur. Seperti biasa fani memandangi hujan dari balik jendela. Tapi kali ini dari jendela ruang tamu.
        Ia jadi teringat putra. Tuh cowok kog kayaknya misterius amat. Ia duduk di kursi ruang tamu dekat jendela sampai hujan reda. Ketika hujan udah benar2 reda, ia bersiap-siap keluar. Fani mengambil sepedanya di garasi. Setelah pamit ortunya, ia mengayuh sepeda menuju danau. Kali ini sinar matahari cepat datang. Moga ada pelangi.
        Dan benar, gak lama kemudian, muncul goresan warna warni yang indah. Melengkung dengan panjang. Fani mengamati baik-baik pelangi itu. kayaknya dari arah danau. Karena di danau emang sering ada pelangi. Ia mencoba lebih cepat mengayuh sepedanya.
        Pas udah sampe danau. Fani terpukau..
        “wah indah sekali.. , aku mau disini terus sampe pelangi ilang ah” kata fani pada dirinya sendiri sambil beranjak duduk di kursi kayu. Pas udah duduk, gak sengaja tangan kirinya memegang suatu benda. Fani melihat benda itu.
        Ia tercengang. Benda itu adalah kalung perak dengan bandul hello kitty berjas biru. Satu pikiran muncul oleh fani. Jangan-jangan... ia celingak celinguk tampak mencari seseorang. Gak ada satu pun orang disitu. Ia berdiri dan mulai melangkah kan kaki untuk mencari si pemilik kalung.
        Disaat udah capek mencari-cari ia duduk di batu persis di tepi danau. Tempatnya biasa untuk duduk. Ia termenung sambil memandang pelangi dan air di danau.
        “senang bertemu dengan mu lagi yefani” suara cowok yang tiba-tiba terdengar oleh fani. Fani segera menoleh ke belakang. Ia mendapati putra. Ha? putra ngapain disini?
        “putra? Kog kamu bisa disini?”
        “ya bisa donk. Aku kan juga mau lihat pelangi”
        “oh.. , tapi dari mana kamu tau??”
        “ada deh...” putra menjawab santai. “sini kalungku balikin” katanya lagi.
        “ha? ini kalung mu?” “putra, kamu sebenernya siapa sih?” tanya fani penasaran.
        “em.. intinya, kalung ini punya pasangan. Dan pasangannya tuh kalung yang lagi kamu pake sekarang”
        Refleks fani melihat kalungnya. Ia bertanya lagi. “kamu siapa?”
        “aku? ... ehem, aku alfin putra wijaya, masih inget?”
        “haaa? Jadi selama ini kamu alfin? Teman masa kecilku yang dulu nakal?”
        Alfin/putra mengangguk.
        Fani bengong. Masih syok dengan kejutan ini.
        “he-eh jangan bengong. Ntar kemasukan lalat lho”
        “aku gak nyangka banget lho fin. Akhirnya bisa ketemu kamu lagi... aku bahagia banget hari ini. makasih ya kamu masih inget aku dan mau nemuin aku disini”
        Mereka tersenyum sambil kembali melihat pelangi.

SELESAI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar