KEHILANGAN.
oleh: Aminatur Rohmah
Begitu pula tentang kehadiranmu
Namun apakah baiknya secepat itu?
Hanya menyisakan perih..
Sejujurnya... aku tak pernah menyesal telah
mengenalmu.
Yang paling mengerti kehadiranku kini hilang.
............
Lantai 9, . andin sedang menunggu
perintah selanjutnya dari kak panitia pembekalan maba. Bersama teman-temannya
ia bercanda dan bercerita banyak. Sampai pada tidak sengaja matanya menangkap
sosok yang entah sulit untuk di jelaskan. Sosok cowok berpembawaan tenang,
santai, pendiam, dingin, dan... manis.
Drrrrrttt....
Lamunan andin
terhenti oleh getar tanda sms.
From: mama
Pembekalan mabanya lancar kan din?..
jangan lupa makan dan sholat ya?..
To : mama
Pembekalan maba lancar ma,, iya andin
tak akan lupa. J
“dari siapa din?”
tanya salah satu teman sekumpulan andin
“dari mama ku nih, .
hehe,, nanyain pembekalan mabanya lancar apa tidak, “
“perhatian ya”
“hehe..alhamdulillah”
“untuk adik-adik,
sekarang waktunya untuk mengambil jaket dan kaos, terus foto. Ayo ..” tiba-tiba
suara tegas salah satu kakak panitia memberi perintah.
Perlahan namun pasti para mahasiswa baru
mendekati tempat pengambilan jaket dan kaos untuk mengantri.
Saat mengantri
itulah, andin menangkap sosok dingin itu lagi, entah karena alasan apa, ia
betah mengamatinya. Mungkin karena aura cool cowok itu yang unik dan berbeda
dari cowok-cowok lainnya. Item manis, kurus, tapi menyenangkan untuk di lihat.
“kenapa kamu
memperhatikan aku terus?” tegur cowok itu duluan ketika andin masih bengong
tidak jelas.
“he? Eh,, sori-sori,
. kamu kayak temenku, wajahnya hampir sama. Hehe” jawab andin mencari alasan.
Padahal sih bukan itu. tapi ya masa mau ngaku? .. jadi mungkin itu jawaban
terbaik.
“o, kirain ada apa. ,
“ jawab cowok itu pendek. Kemudian dia tidak lagi memperhatikan andin. Namun
andin berniat memulai adanya percakapan lagi.
“kamu jurusan apa?”
“akuntansi, ..”
Setelah menunggu
beberapa detik, andin menggerutu dalam hati. Jawabannya benar-benar singkat,
menunjukkan kalau tidak peduli dan bahkan tidak menanyakan balik. Lalu apa yang
harus dilakukan andin? . dia mengakhiri percakapan hanya dengan “o” .
................
Kuliah sudah mulai. Andin menikmati
hari-hari barunya sebagai mahasiswa resmi kampusnya. Saking senangnya, dia
sampai sudah tidak kepikiran sama cowok dingin itu lagi.
Ketika pulang kuliah,
andin yang biasa naik bis tiba-tiba di kejutkan oleh seseorang yang beberapa
hari ini hampir di lupakannya.
“loh mas, kamu satu
kampus sama aku kan? Tumben tidak pakai motor?”
“emang kamu pernah
lihat aku pakai motor?” jawab cowok itu tetap dingin.
“ya tidak sih, tapi
biasanya kan cowok suka bawa motor sendiri”
“hari ini aku lagi
pengen naik bis” jawab cowok itu singkat padat dan sangat jelas.
“o, ,, btw namanya
siapa?” andin memberanikan diri, dia tidak perduli cowok itu akan ilfil atau
tidak. Yang penting usaha. Khakhakha...
“anjas.. , “
“o, bagus. ,, tapi
emang mas tidak pengen tahu nama ku ya?”
Terlihat cowok itu
menghela napas, entah karena heran atau kesal atau cewek ini terlalu banyak
omong atau apa punlah..
“nama kamu siapa?”
tanya cowok itu akhirnya.
“hehehe.. akhirnya..
,, perkenalkan namaku andin. ,mas nanti turun mana?”
“di tugu muda. “
“wah kebetulan, aku
juga turun disitu. ,, bareng ya”
Cowok itu menjawab
hanya dengan mengangkat sebelah alisnya.
...................
Bukkk...
“aduh.. ,, eh.. maaf
maaf mas. , . lho mas anjas?”
“kamu? .. siapa nama
kamu aku lupa ,,.”
“andin..” hu-uh.. baru dua hari lalu kenalan. Masak
udah lupa siiih.. , andin sibuk
dengan gerutu nya sendiri.
“o iya. ,,sori sori,
aku buru-buru . tidak sengaja nambrak. udah dulu ya.”
“iya.” Hiiih.... ,, harusnya ini jadi sweet moment.
...................
“mas,, ketemu
lagi..^^” sapa andin dengan memasang wajah paling ramah sedunia.
“bisa tidak
panggilnya jangan ‘mas’ ??”
“ha? la kenapa?”
“kita kan se
angkatan. Jadi lebih baik panggilnya pakai nama saja”
“o, gitu ya? Oke deh.
. eh tapi kayaknya nanti bakal aneh kalau aku panggil nama aja.” Jawab andin
serasa tidak mau kalah.
“apa yang aneh?”
“em.. tidak paham. ,,
pokoknya aneh aja >,<”
Anjas menghela napas
lelah.. . , sepertinya dia bukan tipe orang yang suka debat lama-lama. Beda
dengan andin, penyuka debat sejati.
“ya sudah... terserah
mau panggil mas atau mus atau mis sekalipun. Asal itu bisa membuat kamu tidak
banyak komentar, sip lah”
“hahahahahha.... ,,
oke oke oke.. , makasih ya mas”
Anjas hanya membalas
dengan senyuman tipis yang tidak jelas.
.............
Beberapa
waktu berlalu. Andin sering ketemu anjas. Kenal lebih dekat. Ternyata anjas
orangnya baik kalau kita sudah mengenalnya lebih lama. Mungkin kesan pertama
dia tampak dingin, cuek, dan merasa tidak perlu kenal orang lain. Tapi dengan
segera anggapan itu sirna dari benak andin. Malah, di antara teman-teman andin
yang cowok, anjas lah yang paling menyenangkan dan mengerti.
“mas, nanti pulang
bareng ya..”
“oke. ,” jawab anjas
sambil mengacungkan jempolnya.
Entah apa yang sedang terjadi pada
mereka, andin dan anjas jadi semangat saat menghadapi saat-saat mau berangkat
dan pulang kuliah. Karena pada saat itu lah mereka akan mudah untuk bertemu.
Hihihi.
Dan semakin hari,
tampaknya anjas semakin ramah saja. Andin pun semakin melebarkan senyum untuk
melewati hari-harinya.
..............
“tidak ku sangka, orang
yang awalnya begitu dingin ternyata adalah sosok yang pengertian dan
menyenangkan. Terkesan tidak membosankan, .hehe” andin bergumam pada dirinya
sendiri.
........
“andin itu lucu juga.
Tidak pernah takut untuk mengeluarkan isi pikirannya,. Bersemangat, ceria, dan
manis....” pada tempat berbeda namun di waktu yang sama. Seseorang juga tengah
bergumam pada dirinya sendiri.
...............
“mas, tumben mau
nraktir , . aku kira mas anjas bakal sering sebel kenal aku.hehe”
“emang sering bikin
sebel sih, tapi bukan berarti itu membatalkan niatku untuk berbuat baik donk”
“iya sih. ,, tapi
dalam rangka apa nih?, emang mas anjas ultah? Atau jangan-jangan baru jadian?”
andin agak aneh ketika meluncurkan pertanyaan yang terakhir.
“jadian? .. sama
siapa gitu?”
“ya sama cewek lah..
,, suka cewek kan?”
“hus.. ya suka lah.
,,”
“la kok masih nanya..
???”
“.. aku tidak sedang
jadian sama siapa-siapa kok. Cuma tidak tahu kenapa pengen saja ngajak kamu
makan bareng”
“o. Oke deh sip ,, .”
“ayo pesen..!”
............
“mas, makasih atas
traktirannya.. ,, tak tunggu yang berikutnya ya? Hehehe”
Anjas tampak
kepikiran sesuatu.. entah apa. Dia terlihat memendam sesuatu.
“iya... Insya Alloh “
“oke deh, .. pisah
dari sini ya. ,, “
“tidak mau aku antar
sampai rumah..?”
“ha? tumben... ,, . em,, mas anjas masih
pengen ketemu aku ya? Hihihi.. ,, tidak usah mas. ,, besok kan bisa ketemu
lagi.. “
“em. ,, oke, . “
“dada...”
“daa..”
................
“din, kamu tahu
tidak, tadi aku dengar ada mahasiswa yang meninggal. Kemarin sore. ,, cowok
kalau tidak salah.” Lita memberitahu andin mengenai info terbaru seputar
lingkungan kampus.
“ha? ya Alloh...
innalillahiwainnaillahiroji’un.. ,, . . sayang ya, masih muda”
“iya, katanya satu
angkatan sama kita..”
............
“kok tadi pagi aku
tidak bareng mas anjas ya? Apa dia pakai motor? ,, iya mungkin . huuh..”
..........
Andin merasa ada sesuatu yang salah.
Berminggu-minggu ia tidak pernah bertemu sama sekali dengan anjas. Walaupun
anjas naik motor pun, pasti sekali-sekali dia naik bis, atau pasti juga bisa
ketemu di kampus. Terutama di perpustakaan. Karena andin tahu kebiasaan anjas
yang suka mengunjungi perpustakaan untuk membaca buku.
“kemana ya orang
itu??? masak udah berminggu-minggu tidak ketemu?. apa mungkin dia udah tidak
kuliah lagi? . huss.. masak iya gitu? , pasti dia cerita. . ini tidak ada kabar
sama sekali..”
............
Setelah melewati seharian dengan
perasaan galau dan semangat drop karena orang yang di carinya tiba-tiba hilang.
Tiba-tiba....
“din, kamu di cari
seseorang... “
“siapa? Cewek apa
cowok???”
“cewek..”
“oh..” andin ber’oh’
kecewa. Dia berharap itu adalah anjas.
“maaf, ini mbak
andin? Temannya mas anjas??”
“iya...” kenapa dia tahu namaku? Kenapa tahu mas anjas?
Kenapa tahu aku temennya mas anjas?
“mbak, aku adiknya
mas anjas. ,, maaf baru sekarang aku memberitahu. , ini ada surat dari mas
anjas buat mbak andini. . ini surat perpisahan. ,, “
“tunggu dulu, surat
perpisahan? Mas anjas mau pindah keluar kota ya?”
Adik anjas terlihat
sendu, mendengar pertanyaan yang dilontarkan dengan semangat ingin tahu yang
besar, rasanya ia tidak ada daya untuk menjawab.
“waktu itu, tepat
tanggal 1 Mei, sore... pas baru sampai rumah setelah pergi, mas anjas tiba-tiba
batuk-batuk berdarah.. ,, aku dan mama langsung membawanya kerumah sakit. Mas
anjas tidak sadarkan diri. Beberapa saat setelah di tangani dokter, mas anjas
siuman, . tiba-tiba dia meminta bolpoint dan selembar kertas. Kemudian dia
menulis sesuatu, melipatnya dan menyuruhku untuk memberikannya pada mbak andin,
di surat itu di cantumkan nama lengkap, jurusan dan angkatan mbak andin. Selang
beberapa menit, mas anjas tidak sadarkan diri lagi... ,, dan... aku sama mama
terisak ketika tahu bahwa itu adalah tidurnya untuk selamanya. .. mas anjas
sudah lama sakit mbak. . sudah lamaaa banget. ,, dia mencoba bertahan dan saat
itu adalah batas pertahanannya” selesai kalimat terakhir, tangisnya kini
meledak. Sesenggukan.
Andin hanya diam
terpaku, mencoba mencerna, mengerti, ikhlas, sadar itu fakta.. ,, berat!
Berbagai perasaan berkecamuk. Hatinya runtuh.. dan airmatanya pun luruh...
Untuk andin....
Maaf jika mungkin aku tidak bisa mentraktir mu lagi.
bukannya pelit atau bagaimana. Hanya saja.. aku ada sesuatu yang tidak mungkin
kujelaskan padamu...
Aku merasa sudah tidak
memiliki cukup banyak waktu ...
Maaf ku sampaikan atas
segala salah dari awal kita kenal sampai sekarang..
Anjas
Jadi itu traktiran
yang pertama sekaligus yang terakhir....
Dan kemudian....
andin memberanikan diri untuk mendatangi makamnya.. , perasaan yang sulit untuk
di jelaskan maknanya. Terus tersimpan.. , entah sampai kapan.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar