Kamis, 14 Juni 2012

AKU DAN FLP


“AKU & FLP”
Oleh: Aminatur Rohmah
             

          Pertama kali aku mengetahui nama FLP adalah dari akun jejaring sosial facebook. Aku melihat dari facebook seseorang teman. Awalnya aku belum kepikiran untuk bergabung atau sekedar menanyakan seluk beluk tentang FLP. Setelah ada seseorang senior ku di suatu organisasi kampus memberitahu tentang acara Writing Super Camp II. Entah apa yang aku pikirkan saat itu. Tiba-tiba aku menjadi tertarik untuk ikut. Kemudian informasi lebih lanjut datang seiring dengan berjalannya waktu dan aku tak perlu menunggu lama. Mengikuti WSC II adalah awal dari pengalamanku tentang FLP. Aku semakin yakin untuk bergabung dengan FLP karena orangtua ku mendukung. Mereka tahu kalau aku memang suka menulis dan membaca.

         Sudah sejak dulu aku suka dunia menulis dan membaca. Hanya saja baru semangat saat sekarang. Aku kadang kepikiran, aku ini menurun kebiasaanya siapa sehingga suka sekali membaca dan menulis. Dari latar belakang keluargaku tidak ada yang begitu antusiasnya untuk membaca, bahkan menulis. Aku sempat memutar otak karena rasa penasaranku. Sehingga aku cukup sedikit tahu. Sejak SMP, aku sudah senang membaca tapi belum se-antusias sekarang. Selain membaca aku pun juga suka menulis, tapi pada saat itu baru menulis buku harian yang menjadi hobiku. Tapi kini aku menyadari. Dengan seringnya aku menulis buku harian atau juga bisa dikatakan aku curhat kepada buku. Aku jadi terlatih untuk menuangkan isi pikiran kedalam bentuk tulisan. Bisa dikatakan itulah awal dari aku menjadi suka menulis.

         Setiap aku curhat kepada buku harianku, hati terasa lebih plong. Sehingga hobi itu semakin lama manjadi suatu kebutuhan. Ketika tidak ada yang mengerti, buku harianku lah yang selalu ada saat ku butuhkan untuk tempat berbagi. Aku mulai membuat cerpen saat lulus SMK. Namun itu hanya sekedar coba-coba dan hasil karyaku masih belepotan. Karena belum mau serius, aku jarang mempunyai keinginan untuk membuat cerpen lagi.
  
           Dengan seiring berjalannya waktu, jumlah buku yang aku baca semakin bertambah. Tidak hanya buku seperti novel, tapi aku pun juga sering baca cerpen sejak dulu. Dari sering menulis diary dan membaca itulah keinginan untuk menjadi penulis sedikit demi sedikit tercipta. Sebelumnya tidak ada yang mengajariku menjadi seorang penulis. Awal membuat cerpen aku hanya mencontoh cerpen-cerpen yang pernah ku baca, tapi tetap aku berimajinasi sendiri. Entah karena beruntung atau mendapat petunjuk dari Tuhan, aku bertemu dengan seseorang yang juga suka menulis di kampus. Berkat beliau, aku jadi lebih tahu tentang menulis. Beliau juga memberi jawaban hebat atas pertanyaanku tentang bagaimana memulai untuk menjadi seorang penulis. Dengan menghayati jawaban itu, semangatlah aku untuk menulis dan ingin sekali berkarya.

            Tidak hanya tentang menulis yang aku dapatkan dari seseorang yang baik itu, tapi seperti yang sudah aku katakan di paragraf pertama. Aku juga mengenal FLP. Bagiku itu bagus. Kebetulan aku suka kalau dapat pengalaman baru, teman baru, ilmu baru, kesibukan baru. Apalagi kalau itu mengenai dunia menulis. Mungkin memang banyak yang belum aku ketahui tentang FLP, tapi Insya Alloh aku bisa berusaha untuk mempelajarinya lebih dalam.

            Aku punya beberapa impian. Dan salah satunya adalah menjadi seorang penulis. Seperti identitas dari FLP, menulis untuk mencerahkan. Aku pun juga ingin menjadi penulis yang dapat memberikan cahaya dan menginspirasi orang lain. Ingin sekali membuat orang lain juga suka menulis. Karena di lingkungan sekitarku sedikit sekali yang suka menulis. Dan terkadang aku berpikir, kenapa tidak ada yang ingin mencoba untuk menjadi penulis.

Ketika aku ingin mempromosikan acara FLP ke teman-teman, pasti sebelumnya aku bertanya pada suka nulis atau tidak. Dan sebagian jawaban yang aku dapat adalah tidak. Entah apa alasannya, aku sedikit kecewa. Aku ingin sekali teman-temanku yang setiap hari ku temui ingin mencoba untuk menulis. Sekarang, aku belum bisa menginspirasi orang lain. Namun suatu saat nanti, pasti! .
Oiya, dari mengikuti acara WSC II aku jadi tahu arti dari melihat gelas setengah penuh dan setengah kosong. Ternyata melihat setengah penuh artinya optimis, dan setengah kosong adalah pesimis. Aku bersyukur sekarang sudah tahu. Aku kemudian berprinsip bahwa aku memilih menjadi orang yang melihat setengah penuh. Menjadi orang yang optimis.. optimis untuk menjadi seorang penulis yang menginspirasi, optimis dapat menambah pengetahuan dengan mengikuti FLP.

           FLP, Forum Lingkar Pena. Yang ku ketahui maksudnya adalah forum untuknya yang suka dunia menulis. Telah memberi ku pelajaran berharga dari acara yang di selenggarakan. Aku semakin sadar, semakin semangat, optimis, dan yakin untuk meneruskan keinginan menjadi penulis. Terima kasih dengan pengetahuan-pengetahuan hebatnya. Harapanku kelak FLP dapat lebih super lagi. Dan kemudian lebih banyak lagi pribadi-pribadi yang antusias untuk menulis. Moving up untuk FLP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar