Tentang Kau dan Hujan 4
By Rohmah Cipzz
Acara musik kampus selesai sore sekitar
jam tigaan. Waktu sharena dan arin mo melangkah pulang, hujan melanda lagi,
dari gerimis yang kemudian disusul hujan deras, jadi mereka di kampus dulu
sampe hujan reda.
“wuih dingin ,, ga bawa jaket lagi” kata
sharena ketika dia dan arin duduk di dekat pintu masuk.
“iya,, kalo tau gini tadi bawa jaket,
jas ujan sekalian deh. hehe”
Tiba-tiba tito muncul dari arah
parkiran. Pintu masuk dan parkiran terhubung oleh suatu pintu, parkiran kampus
nya sharena beratap, jadi kalo mo ke parkiran gak perlu keluar pintu masuk.
“hei cinta,, hai arin..”
“hai tito” jawab arin. Sharena diem aja.
“sayang kog diem??” tanya tito yang
diarahkan ke sharena.
“aku bener-bener muak kamu panggil
sayang ato cinta ato honey. Mending kamu diem aja deh” akhirnya sharena
mengeluarkan suaranya.
“ya udah,, girlfriend kog diem?”
Sharena menghadiahi tito dengan tatapan
maut. Apa bedanya girlfriend ama segerombolan kata2 yang tadi coba?? Emang kepo
ya nih orang? Batin sharena kesal plus ilfil badai.
Tito senyum2 sendiri. dia kayaknya malah
suka kalo sharena tampil sadis.
“ren, kamu suka lagu2 yang aku nyanyiin
tadi gak? ,, semua lagu itu special wat kamu :D”
“tenang aja to, sharena udah sangat tau kog..”
arin menimpali dengan cepat. Sharena langsung melotot. Arin cengar cengir. Dia
mendukung sekali kalo tito jadian ama sharena. Poin bagus untuk tito.
“oh.. asik deh. aku jadi tambah seneng.
, . hehe”
“eh, aku udah dijemput cowok ku nih.,
aku pamit dulu ea temen2” tiba2 arin pamit, sharena terkejut. Arin emang
sengaja suruh cowok nya jemput pas tau kalo tito mendatangi mereka.
Sharena gak sempet protes, arin udah
ngeloyor pergi dengan cepat karena cowok nya udah berada tepat di depan pintu
masuk dan sambil membawakan jas hujan untuk arin. So sweet.. . melihat itu tito
jadi merasa bahagia badai dalam hatinya. Haha.
Dia kemudian duduk dikursi kosong arin
tadi, tepat di sebelah kiri sharena. Tito cengar-cengir sendiri. sharena jadi
tambah ilfil. Dia sebel badai gak bisa pindah kursi karena udah di duduki
mahasiswa yang lain. huw! , ,
“ren, nanti kalo ujannya udah reda, aku
traktir mie ayam yuk..” kata tito lebih lembut.
“aku gak laper..”
“tapi kan enak dingin2 makan mie ayam,
bareng aku lagi. mau ya?” kata tito dengan pe-de nya. Tak lupa dia
menyunggingkan senyum maut.
Sharena tampak menimbang-nimbang.
Masa’ nolak rezeki.
Lagian kan lumayan di
traktir mie ayam. Pas ujan2 lagi. jadinya...
Sharena mengangguk.
“akhirnyaaaaaaa.....” respon tito senang.
Sharena menanggapinya dengan ekspresi datar. -___-
Gak butuh waktu lama. Ujan deras udah
reda. Tinggal rintik-rintik kecil.
“cinta, kamu tunggu di depan pintu. Aku
ambil motor dulu ya..” kata tito sambil berdiri. Sharena hanya mengangguk.
Mereka makan mie ayam di suatu jalan apa
sharena kurang tau. Dia gak peduli. Tapi letak nya lumayan deket dari daerah
kampus mereka.
“honey, napa sih kamu gak mau membuka
hati wat aku?” kata tito memulai pembicaraan ketika mereka udah mulai asik
makan.
“em.. kasih tau gak ea???” jawab sharena
mengulur waktu. Sebenernya dia ogah jawab. Bingung mo jawab gimana.
“kasih tau donk cinta”
“kalo aku gak mau?”
“ehm, enak nya di apain ya anak kayak
gini?” kata tito sambil memegang kepala sharena. Sharena segera menepisnya.
“kasih uang aja udah cukup” kata sharena
cuek.
“em, aku gak mo kasih uang, tapi aku mo
kasih kamu ini” tito mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya. Sebuah gelang cantik
dengan mote warna warni. Sekali liat sharena langsung suka. Kemudian tito memakaikan
gelang itu ke tangan kanan sharena.
“napa kamu tiba2 kasih aku gelang?”
“hari ini sebenernya ultah alm adikku.
Gak tau kenapa aku pengen kasih sesuatu yang lucu ke kamu. hehe..”
“oya? alm adik mu ultah. kalo gitu kamu
harus ke makam nya habis makan” kata sharena semangat. lho? Napa aku tiba2 jadi
antusias???
“iya , nanti habis nganter kamu pulang
aku langsung ke makamnya.”
“gak gitu. Habis makan ini langsung. Aku
ikut maksudnya. Boleh kan?” sharena heran dengan dirinya sendiri.
Tito menatap nya tidak percaya. Lalu
tersenyum dan mengagguk senang. Mereka kembali meneruskan makannya.
Tito dan sharena bersebelahan di samping
makam adik tito. Mereka diam setelah tito menaburkan bunga dan menaruh gelang
yang sama dengan sharena di depan nisan. Di batu nisan tertulis nama lena
wirayuda. Wajah tito tampak sedih, beda dari ekspresi konyol nya selama ini.
Setelah selesai mendoakan dan pamit
kepada alm adiknya. Tito berdiri. Mengajak sharena pulang. waktu gak terasa
udah hampir maghrib.
“ren, aku tau sebenernya kamu baik” kata
tito sambil menatap lekat ke arah sharena ketika mereka udah sampe ke tempat
parkir motor nya tito.
Pipi sharena bersemu merah. “ayo pulang”
katanya mengalihkan pembicaraan ketika virus salting mo nyerbu.
Tito menurutinya dengan senyum2 sendiri.
“makasih ya cinta, udah mau ikut ziarah”
tito menatap sharena yang tengah menyerahkan helm.
“makasih juga gelangnya..” jawab nya
biasa cuek.
“iya, dipake terus ya.. , ,”
“sana pulang, udah maghrib..” kata nya
cepat.
“iya deh, , aku pulang dulu ya my girl.
See you. Assalamualaikum”
“waalaikumsalam” balas sharena cepat dan
kemudian segera masuk kos. Ia heran kenapa si tito selalu bisa menciptakan
suasana yang romantis? Dia sendiri masih ragu apa kah akan sanggup melangkah ke
arah yang sama dengan tito.
Senja ini. di lubuk hatinya. Sharena
merasa bahagia. Ia memandangi gelang dari tito. Otomatis inget yang ngasih. Dia
udah menduga hari2 nya ke depan pasti akan penuh dengan bayangan tito cowok
terkepo. Kali ini hati nya nyaman memikirkan itu. ada apa dengannya? ... masih
kurang jelas.
Yang jelas dia bahagia hari ini. bersama
cowok norak dan hujan.
Bersambung...
Ps: baca juga bagian
sebelumnya. “Tentang kau dan hujan” 1, 2, 3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar