Siapa yang mau
ngerti? “3”
Oleh: Aminatur Rohmah
Senin pagi...
Seperti
biasa, pagi ini Ara ada jadwal kuliah pagi jam 7.50 . dia agak sebel karena
baginya kuliah jam segitu tuh terlalu pagi. dan dia sering bange
t keteteran
karena habis sholat subuh dia gak bisa menahan diri untuk tidak tidur lagi.
alhasil, selalu dengan terpaksa mbak Ijah berteriak-teriak merdu untuk
membangunkan non-nya yang rada over kalo tidur ini.
Dengan langkah sedikit berlari, Ara
bergegas menuju ruang kuliahnya. Karena dia tidak sabar menunggu antrian lift
yang selalu saja penuh pada jam-jam mepet mulai kuliah, nih anak nekat naik
tangga padahal dia kuliah di lantai 6. Sesampainya di depan kelas udah pastinya
dia ngos-ngosan. Di intipnya ruang kelas melalui kaca di pintu kelas, .keluhnya
dalam hati karena dosen udah dateng. Perlahan dia membuka pintu dan mengucap
salam.
“pagi pak. Maaf terlambat.” Dalam hati
Ara dag dig dug karena nih dosen lumayan suka mengintrogasi yang sebenernya
udah gak perlu dilakukan untuk ukuran mahasiswa.
“kenapa terlambat?” pertanyaan yang
familiar banget terdengar di kuping Ara, mengingat dia sering banget terlambat.
“bangun kesiangan pak..”
“udah gedhe kok masih suka bangun
kesiangan. , dan kenapa mata kamu sembab begitu?habis nangis?” .. tanya dosen
yang cukup galak itu, namun tersirat sebuah perhatian.
Aduuuh.. kenapa
harus di pertanyakan?.
Karena bingung mo jawab apa dan gak
mungkin dia jujur dengan apa yang sebenernya terjadi. Akhirnya dia menjawab
sekenanya aja.
“em.. lagi rada patah hati pak.. , gara-gara
aku denger kabar bahwa ternyata artis idolaku yang aku fans banget udah punya
pacar” jawabnya dengan tampang tanpa dosa.
Jawaban ngasal itu langsung di sambut
tawa tertahan seisi kelas. Ara gak peduli. Karena gak mungkin juga dia
menceritakan hal yang sebenernya. Emang nih ajang curhat apa?
“ya sudah.. , saya lanjutkan ke
materi”
Ketika
tengah sibuk mencatat tulisan dosen dari whiteboard,
Ara merasakan hape nya bergetar tanda ada sms. Tanpa berpikir dua kali
langsung di buka nya pesan singkat tersebut. Ternyata dari Ari.
From: Ari
Ntr u slesai kul jm brp?
To: Ari
Jm 10-an.
Knp?
Ari tidak menjawab sms Ara yang
terakhir. Maksudnya apa sih kog gak
bales-bales? Sms ku uda terkirim padahal.
Kembali Ara
melanjutkan mencatat.
Cerpen remaja siapa yang mau ngerti
Setelah kuliah selesai, Ara dan
temen-temennya menuju koperasi untuk membeli cemilan. Ketika sedang meneguk
minumannya. Ia dikejutkan dengan getar sms dari hapenya yang berada di saku
celana depan. Sempat hampir keselek juga. Segera ia membukanya.
From: Ari
Q udh di
dpn kmpusmu..
Whatttt??? Napa nih anak mendadak banget .. segera Ara berlari menuju gerbang kampus yang
sebelumnya pamit kepada temen-temennya. Sambil masih membawa botol Aqua dan dua
gorengan dalam plastik transparan. Ia segera menemui Ari.
“hai”
sapa Ari ketika Ara sudah menemukan posisinya.
“kog
mendadak banget sih? Gak bilang dulu kalo mo ke kampusku? Untung aku masih di
kampus..” cerocos Ara sambil masih setengah ngos-ngosan.
“sori..
, biar surprise aja. Habis ini kamu
masih ada kul?”
“ini
lagi jeda, ntar jam satu ada kul lagi. kenapa?” jawab Ara jujur.
“jalan-jalan
yuk. Aku juga lagi jeda kul. Di kampus bosen. ,”
Tanpa
berpikir dua kali apalagi empat kali, Ara langsung setuju untuk pergi
jalan-jalan bareng Ari. Itung-itung buat refreshing
gitu deh, setelah semalaman ia nangis-nangis gak begitu jelas, sekarang ia
berniat untuk menghibur diri. Apalagi ada yang ngajak, bodo banget kalo sampe
nolak. Ha..ha..ha.. Ia pamit ama
temenya lewat sms. Dan gak bisa ngajak mereka karena kali ini Ari bawa motor
bukan mobil.
“mata
kamu kenapa?” tanya Ari to the point. Setelah
mereka sampai ke tempat tujuan.
“gak
pa pa...” jawab Ara spontan.
“jangan
bohong. Aku tau kog kamu pasti habis nangis semalem . iya kan?”
“kamu
terus terang banget, . tapi dugaanmu emang bener.”
“nangisin
apa? , yang pasti bukan karena aku kan?hehe” jawab Ari mencoba bercanda.
“harus
crita ya?” balas Ara gak yakin.
“yach..
aku gak maksa sih. Tapi bukannya kemarin-kemarin kamu bilang kalo kesepian..
jadi aku pikir kamu bisa crita ke aku. sante aja, gak bakal bocor kog,hehe..”
jawab Ari serius tapi santai.
Entah
kenapa Ara merasa dapat mempercayai cowok ini. mungkin karena tatapan mata
teduhnya yang selalu menenangkan. Dengan awal menarik napas panjang, Ara
memulai cerita.
“semalam
orangtuaku bertengkar. Aku gak bisa gak nangis denger mereka bentak-bentakkan,
gak tau apa yang mereka perdebatkan. Yang jelas rasanya aku pengen hilang dari
semua ini. aku udah muak..”
“trus
sekarang ortumu gimana keadaanya? Maksudku masih bertengkar ato akhirnya udah
baikan??”
“emang
mata ku yang sampe kayak gini gak bisa menjawabnya ya? ,, ya jelas mereka belum
baikkan. Ato bahkan gak akan pernah..” jawab Ara dengan nada lebih tinggi satu
oktav. Lalu titik air mulai jatuh. Mengalir dengan lancar tanpa mampu
dicegahnya. Hatinya sehancur hubungan orangtuanya. Tidak tahu apakah bisa
diperbaiki atau tidak.
Ari segera
menyeka air mata dengan jarinya.
“maaf
atas pertanyaan bodohku tadi. mungkin aku gak begitu paham. Tapi aku harap kamu
gak menyerah dengan semua permasalahanmu. Aku sangat pengen kamu mau MOVE ON,
gak mudah pasti. Tapi ayolah,, ada aku disini.. dan kamu gak harus selalu
menghadapinya sendiri.. oke? ..”
Ara
masih bergeming. Mencoba mencerna kata-kata Ari barusan yang mungkin cukup
sulit di pahami untuk orang yang lagi frustasi. Melihat Ara tidak bereaksi dan
pandangannya yang kosong. Cowok itu menepuk lembut pundak Ara dan berkata
“senyum donk” dengan iringan senyum manis dari bibirnya.
Ara yang
seketika menatap Ari, merasa baru berada di tempat yang jauh.. Ara terlihat
bingung.
“kog
bengong??? Senyum nya mana??”
Ara masih
mencoba mencerna kata-kata itu. , dan tiga detik kemudian seulas senyum mulai
terbit. Ari lega melihatnya.
Lalu
bayangkan aja terdengar lagunya Ada Band – Masih. Emang sih tuh lagu udah lama
banget. Tapi kalo dijadikan OST Kisah dua orang ini. oke juga kog..
Rasa cinta yang dulu tlah hilang
Kini berseri kembali
Tlah kau coba lupakan dirinya
Hapus cerita lalu
Kini berseri kembali
Tlah kau coba lupakan dirinya
Hapus cerita lalu
Dan lihatlah
Dirimu bagai bunga di musim semi
Yang tersenyum
Menatap indahnya dunia
Yang seiring menyambut
Jawaban segala gundahmu
Dirimu bagai bunga di musim semi
Yang tersenyum
Menatap indahnya dunia
Yang seiring menyambut
Jawaban segala gundahmu
Reff:
walau badai menghadang
ingatlah ku kan selalu setia menjagamu
berdua kita lewati jalan yang berliku tajam
ingatlah ku kan selalu setia menjagamu
berdua kita lewati jalan yang berliku tajam
Setiap waktu wajahmu yang lugu
Selalu bayangi langkahku
Telah lama kunanti dirimu
Tempat ku kan berlabuh
Selalu bayangi langkahku
Telah lama kunanti dirimu
Tempat ku kan berlabuh
Cahya hatiku
Yakinlah kekal abadi selamanya
Seperti bintang
Yang sinarnya terangi
Seluruh ruang di jiwa
Membawa kedamaian
Yakinlah kekal abadi selamanya
Seperti bintang
Yang sinarnya terangi
Seluruh ruang di jiwa
Membawa kedamaian
Reff2:
walau badai menghadang
ingatlah ku kan selalu setia menjagamu
berdua kita lewati jalan yang berliku tajam
ingatlah ku kan selalu setia menjagamu
berdua kita lewati jalan yang berliku tajam
resah yang kau rasakan
kan jadi bagian hidupku bersamamu
letakkanlah segala lara di pundakku ini
kan jadi bagian hidupku bersamamu
letakkanlah segala lara di pundakku ini
Repeat reff2
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar